Quo Vadis ISKA Palembang

Dr Hendro Setiawan (di podium), salah satu pembedah buku “Korupsi”, 3 tahun silam di Palembang

Oleh: Dr Hendro Setiawan

TULISAN ini semata dalam rangka menjawab permintaan sahabat terkasihku, Bpk. Ignas Waning. Peran, keberadaan, dan kontribusi lembaga intelektual Katolik ditengah situasi Gereja dan masyarakat dewasa ini, sudah menjadi kebutuhan yang mendesak. Rasanya tidak ada lagi pihak yang meragukan ini. Dunia intelektual adalah lahan yang perlu digarami, mengingat produk-produk intelektual kuat mempengaruhi cara hidup manusia. Nilai-nilai agama perlu dihadirkan dalam proses-proses intelektualitas. Ini tentu juga menjadi harapan atas kontribusi lembaga seperti ISKA Palembang.

Permasalahan klasik suatu organisasi, umumnya terletak pada manajemen dan kepemimpinannya. Masalah kebanyakan muncul dari dalam, bukan dari luar. Organisasi kebanyakan busuk dari dalam, bukan dari luar. Yang baik bahkan mampu bertumbuh ditengah badai tekanan luar. Karena itu perlu dibahas beberapa hal terkait:

Kepemimpinan

Kepemimpinan yang baik utamanya nampak dalam komitmen menegakkan visi dan nilai-nilai organisasi. Tanpa visi, organisasi seakan berjalan tanpa arah, sesuka pemimpin, atau arahnya hanya disesuaikan kesepakatan anggota-anggotanya belaka. Padahal setiap organisasi dibetuk dengan visi tertentu yang dituangkan dalam AD/ART/Statuta, dll. Nilai-nilai organisasi Katolik mengacu pada nilai-nilai katolisitas.

Perencanaan

Perencanaan adalah sarana untuk menjabarkan visi pada tindakan konkrit sesuai dengan waktu, situasi, dll.

Organisasi

Organisasi diperlukan untuk “menggerakkan”, “memotivasi”, “mengarahkan”, dll, semua anggota dan stake holder dalam rangka mencapai apa yang direncanakannya. Ini adalah tantangan utama setiap lembaga sosial, yang tidak punya ikatan yang untuk memaksa gerak yang lain. Semua yang terlibat adalah relawan yang tidak dapat diperintah begitu saja. Dengan demikian kemampuan kepemimpinan dan organisasi untuk “merangkul”, “memotivasi”, dll, banyak anggota dan stake holder yang beragam menjadi tuntutan utama. Tujuan hanya dapat dicapai dengan talenta yang beragam. Kegagalan dari hal ini membuat organisasi hanya berjalan dengan type anggota yang “seragam” (punya pekerjaan sama, hobi sama, dll). Keseragaman membuat sulit bergerak. Padahal kekuatan organisasi sosial terletak pada keberagamannya. Efektifitas kepemimpinan terletak pada kemampuan merangkul yang lebih luas. Keberagaman yang saling melengkapi adalah motor organisasi. Sinode para Uskup 2021-2023, mengingatkan perlunya mengupayakan kemampuan “berjalan bersama” bahkan dengan “yang berbeda”. Gereja dan lembaga-lembaganya pun dituntut mampu “bergerak keluar” (Evangelii Gaudium). Yang sempit dan tertutup tidak produktif.

Kontrol/Evaluasi

Manusia tidak pernah sempurna, karena itu tidak ada organisasi yang tidak membutuhkan evaluasi/kontrol. Masalah selalu ada dalam dinamika organisasi. Evaluasi adalah daya pembaharuan atas dampak permasalahan. Kelemahan organisasi sosial keagamaan seringkali justru ada pada sisi ini. Jargon “ada yang mau menjabat saja sudah syukur”, membuat evaluasi tidak jalan. Ini membuat banyak organisasi “hidup segan, mati tak mau”. Ini kontra produktif dengan visi organisasi. Bahkan juga tidak sesuai dengan nilai-nilai agama katolik. Pekerja memang sedikit, tapi bukankan Tuhan selalu hadir? Lembaga yang lebih tinggi dan Gereja lokal, seringkali membiarkan saja situasi-situasi semacam ini. Cukup bicara yang baik dan indah, disetiap momen-momen pelantikan. Kemudian bungkam diantara momen-momen itu.

Pengambilan keputusan

Kalau evaluasi saja tidak dilakukan, darimana dapat mengambil keputusan yang penting?

Sekian, dan terimakasih.

ISKA Kota Jambi: Bangun Sinergisitas

ISKA Kota Jambi: Bangun Sinergisitas

Pelantikan DPC ISKA Kota Jambi disaksikan-turut hadir ormas Katolik: PMKRI, WKRI dan Pemuda Katolik Kota Jambi (Minggu, 6 Maret 2022)

KEPENGURUSAN DPC ISKA (Ikatan Sarjana Katolik) Kota Jambi telah dibentuk. Pelantikan secara online (Minggu, 6 Maret 2022).

Ketua dan Sekjen ISKA Pusat, Bapak Hargo dan Bapak Joko melantik para pengurus ISKA Kota Jambi via zoom.

Kegiatan rekoleksi dan pelantikan pengurus DPC ISKA Kota Jambi yang dikemas dalam tema, “Panggilan dan Perutusan Ormas Katolik Jambi yang Holistik”.

Pantas diapresiasi dengan terbentuknya kepengurusan DPC ISKA Kota Jambi. Pengembangan ormas ISKA di Kota Jambi sangat membantu dan saling bekerja sama dengan DPC ISKA Kota Palembang yang telah dibentuk sedikit lebih awal.

Terus bersinergi

DPC Kota Jambi dan DPC Kota Palembang (serta tetap menanti terbentuknya DPC Kota Bengkulu) sangat membantu untuk membangun kerja sama dan terus bersinergi di wilayah teritorial Keuskupan Agung Palembang (KAPal).

Ketua DPC ISKA Kota Palembang, Dr Heri Setiawan menginfokan bahwa DPC Kota Jambi menjadi peserta munas (Musyawarah Nasional) yang akan di selenggarakan di Nusa Tenggara Timur pada 27-29 Mei 2022.

Dengan apa yang kita miliki, “apa yang bisa kita sinergikan untuk bangsa dan negara serta gereja dengan kearifan lokal”, tanya Bapak Heri bagi pengurus dan anggota DPC ISKA Kota Palembang. *** (Ignas)