Pertama Kali dalam Sejarah: Paus Fransiskus akan Mereformasi Universitas dan Institut Kepausan

Foto: Vatican News

Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus akan mereformasi universitas dan institut kepausan di Vatikan. Dihadapan perwakilan 22 lembaga akademik kepausan dalam audiensi pada 25 Februari 2023, yang terdiri dari mahasiswa dan profesor yang menyesaki Aula Paulus VI, Paus Fransiskus mengatakan, “Ada kebutuhan mendesak untuk memulai proses menuju sinergi yang efektif, stabil, dan organik antara lembaga akademik”.

Perlu diketahui bahwa Vatikan memiliki 22 institusi akademik yang terbagi atas 4 (empat) kategori yaitu 7 universitas, 4 fakultas, 2 athenaeum, dan 9 institut. Lembaga-lembaga akademik tersebut didirikan selama kurun tahun 1551 hingga 1981 dan 15 lembaga dipercayakan kepada lembaga Gereja. Misalnya, para Jesuit mengelola Universitas Gregoriana dan para Dominikan mengelola Universitas Angelicum.

Keberadaan institusi akademik kepausan tersebut dipantau oleh Badan Evaluasi dan Promosi Kualitas Universitas dan Fakultas Gerejawi Takhta Suci, sebuah badan yang dibentuk Paus Benediktus XVI pada tahun 2007.

Paus Fransiskus mengungkap fakta bahwa banyak pusat studi di Roma yang telah berkembang selama berabad-abad kini berisiko “membuang-buang energi yang berharga”. Situasi ini, menurut pandangan Paus Fransiskus, dapat mengancam untuk dan menghambat transmisi kegembiraan dalam belajar Injili.

Dihadapkan pada situasi tersebut, Paus Fransiskus menekankan terjadinya pengurangan sumber daya ekonomi dan manusia yang diderita lembaga-lembaga tersebut. Paus juga menekankan bagaimana pandemi Covid-19 telah memengaruhi lembaga pendidikan yang sebagian besar memiliki mahasiswa internasional.

Paus mengajak universitas dan institut kepausan untuk menghadapi kesulitan tersebut bukan dengan cara bertahan, tetapi dengan menganggapnya sebagai dorongan baru menuju masa depan yang lebih baik.

Paus memperingatkan semua yang hadir agar tidak terlalu mementingkan diri sendiri, tetapi juga mendorong mereka untuk meluncurkan reformasi dengan mempertimbangkan keberanian dan, jika perlu, perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Mari kita tidak berdebat di antara kita sendiri untuk mengambil satu siswa atau satu jam lebih,” kata Paus.

Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus menunjuk Prefek Diskateri Kebudayaan dan Pendidikan yaitu Kardinal José Tolentino de Mendonça, yang berasal dari Portugal, akan menjadi arsitek reformasi universitas dan institut kepausan tersebut.

Paus Fransiskus akan memfokuskan reformasinya pada empat tujuan: transdisipliner, penciptaan jejaring untuk menemukan jawaban konkret atas masalah kemanusiaan, kembali ke sumber kerygmatis ajaran Kristen, dan pengembangan pengalaman komunitas yang diarahkan pada “kegembiraan kebenaran.”

Paus Fransiskus mengakhiri pidatonya dengan memberikan gambaran tentang Kristus sebagai dirigen paduan suara, yang tangannya mengarahkan seluruh umat manusia dan pada saat yang sama setiap individu. Berdasarkan gambaran itu, Paus Fransiskus mendorong lembaga akademik kepausan untuk tidak bertindak sebagai solois tetapi bernyanyi sebagai paduan suara dengan memupuk harmoni.

Paus Fransiskus mencatat bahwa melalui dedikasi mereka untuk belajar, baik selama beberapa tahun atau seumur hidup, para anggota di institut kepausan telah membentuk paduan suara. Mengutip pendapat Santo John Henry Newman, bahwa paduan suara ini adalah universitas dan di situlah “pengetahuan dan perspektif yang berbeda mengekspresikan diri mereka dalam harmoni, melengkapi, mengoreksi, dan menyeimbangkan satu sama lain”.

GAMBARAN INSTITUT AKADEMIK KEPAUSAN

Dalam pertemuan tersebut, para rektor institut kepausan memperoleh kesempatan menyampaikan laporan bersama pertama mereka, yang mencakup tahun akademik 2021/2022. Evaluasi tersebut dilakukan sehubungan dengan peringatan 5 (lima) tahun Konstitusi Apostolik Paus Fransiskus, Veritatis Gaudium (2018), di mana Paus Fransiskus telah mereformasi institusi akademik kepausan. Laporan para rektor institut kepausan tersebut dapat diunduh di bawah ini.

Pada tahun akademik 2021/2022 terdapat 15.634 siswa belajar di Roma. Mereka mewakili 8% mahasiswa yang berada di Kota Abadi, termasuk yang belajar di universitas dan perguruan tinggi negeri dan swasta. Ada 2.056 profesor yang mengajar di universitas-universitas ini, artinya ada rasio profesor-mahasiswa yang sangat tinggi: rata-rata sekitar satu profesor untuk setiap 6 (enam) mahasiswa. Institusi tersebut memiliki 459 karyawan yang bekerja melayani bagian administrasi.

Lembaga-lembaga tersebut juga sangat bercorak internasional. Gambarannya sebagai berikut.

Rata-rata, ada satu siswa Italia untuk setiap delapan siswa Nonitalia, yang terakhir berasal dari 124 negara di seluruh dunia dan dari semua benua. Institusi akademik kepausan juga berafiliasi dengan 221 institusi lain di seantero dunia.

Disiplin akademik yang paling populer dipelajari yaitu Teologi (22,1% siswa), yang ditawarkan di 15 dari 22 institusi kepausan, berikutnya Filsafat (13,2%) dan Hukum Gereja (7,4%). Lembaga-lembaga tersebut juga menawarkan kursus di hampir 30 mata kuliah yang berbeda. Selama tahun akademik 2021/2022 secara keseluruhan institut akademik kepausan telah memberikan 3.085 gelar.

Herman Sunu Endrayanto (Sumber: Francesca Merlo, Vatican News dan Camille Dalmas, Aleteia)